Anak-anak membutuhkan banyak pengalaman terhadap konsep matematika yang mereka pelajari di sekolah. Pengalaman yang banyak akan mengembangkan keterampilan matematika pada anak ketika mereka duduk di bangku SD. Orang tua bisa membantu mengajarkan ide-ide memecahkan masalah yang akan membantu anak dalam bernalar. Bantuan orang tua di rumah juga dapat meningkatkan keterampilan anak dalam memecahkan soal matematika.
Mengapa anak tidak menyukai matematika?
Ketidaksukaan anak pada matematika dapat mengakibatkan anak menjadi berkesulitan belajar matematika pada tingkat selanjutnya. Selanjutnya matematika akan menjadi pelajaran yang "menakutkan" bagi mereka.
Mengapa ini bisa terjadi?
Kemungkinannya adalah:
- Metode pengajaran yang tidak konsisten.
- Pengajaran di kelas tidak memperhatikan perbedaan individual anak, bahwa tiap anak mempunyai kecepatan belajar yang berbeda.
- Guru mengajar matematika, yang merupakan bidang yang mungkin tidak mereka kuasai dan atau mereka sukai sebelumnya. Misalnya lulusan pendidikan agama pada akhirnya ketika mengajar di tingkat sekolah dasar diharuskan mengajar hampir semua bidang studi termasuk di dalamnya pelajaran matematika.
- Anak kurang menguasai hitungan operasional SD (tambah, kurang, kali, bagi, dan pecahan)
- Kemampuan berbahasa anak rendah sehingga anak tidak cepat memahami apa yang dikatakan guru, arti kata dalam soal.
- Anak tidak menyukai gaya mengajar guru.
- Anak tidak paham/ tidak tahu cara menggunakan rumus.
- Guru terlalu memaksakan satu cara yang dipahaminya, sehingga anak cenderung menghafal cara yang diajarkan guru.
- Guru terjebak untuk menyukai cara cepat sehingga nalar anak tidak terkembangkan.
Pola pengajaran yang lebih menekankan pada kecepatan berhitung juga dapat mengakibatkan anak tidak menyukai matematika pada tingkat awal. Hal ini akan menyebabkan akibat yang berkelanjutan.
Padahal kecepatan berhitung hanya bagian kecil dari matematika. dalam faktanya, banyak matematikawan tidak memiliki kemampuan cepat berhitung. Itu salah satu bukti bahwa pintar matematika tidak identik dengan kecepatan berhitung.
Guru harus menyadari bahwa otak manusia itu sangat plastis, apalagi otak anak-anak. Kemampuan kognitif mereka dapat berkembang pesat. Guru juga harus menyadari bahwa kapasitas otak manusia itu luar biasa. Fisiologi otak manusia di belahan bumi manapun sama.
Fisiologi anak-anak kita sama dengan fisiologo otak Albert Einstein maupun Habibie. Itu artinya hampir semua anak berpotensi untuk bisa menjadi Habibie-Habibie selanjutnya.
Prof. Harumi dalam buku "Strategi Pembelajaran, 2012" menyatakan bahwa "setiap anak mempunyai peluang yang besar untuk jadi anak pintar" mengingat kesamaan fisiologi otak manusia tersebut.
Maka sangat penting untuk selalu membangkitkan rasa percaya diri anak bahwa dirinya adalah anak pintar dengan ditunjukkan kelebihan yang dimiliki anak. Prof. Nasution, M.A. dalam bukunya "Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, 2000" menyatakan "95% anak dapat dibimbing untuk mencapai penguasaan penuh terhadap suatu materi pelajaran jika diberi cukup waktu untuk memahaminya". Sebuah penelitian menyatakan "anak yang diekspektasi baik oleh guru cenderung memiliki prestasi yang lebih baik, dan begitu pula sebaliknya" (Covington & Berry, "Effective Teaching", 1976).
Uraian di atas saya jadikan modalitas ketika saya pertama kali bertemu dengan seorang anak dengan nilai matematika yang sangat rendah.
Nah, sebelum saya melanjutkan bagaimana saya mengajarkan matematika pada anak SD, mari kita lihat apa yang saya lakukan ketika saya mengajar matematika anak SMP.
Kali ini tema-nya adalah bagaimana mengajarkan juring dan tembereng pada anak kelas VIII SMP.
Langkah apa saja yang saya lakukan?
- Kenalkan apa itu juring dan apa itu tembereng
- Terangkan apa hubungan juring dan luas lingkaran.
- ingatkan kembali bagaimana rumus luas lingkaran
- dan terangkan apa itu luas juring
- Berikan contoh soal agar murid tahu materi apa yang harus mereka kuasai terlebih dahulu
- disini anak akan menyadari bahwa materi pecahan SD sangat penting sehingga mereka dapat menghitung dengan benar
- ajarkan cara menyederhanakan pecahan
- saat menghitung pecahan ini, akan terlihat beberapa anak ternyata belum menguasai keterampilan berhitung pembagian
- ajari anak cara membagi dengan benar (pembagian SD)
- dan berikan soal latihan sehingga kita benar-benar yakin bahwa anak-anak sudah bisa membagi dengan tepat
- ajarkan perkalian pecahan
- ajarkan perkalian desimal
- Beri anak gambar lingkaran dengan jari-jarinya, maka anak akan dapat menghitung luas dan keliling lingkaran secara mandiri. Mengapa bisa demikian? Karena anak sudah melewati tahap 1, 2, dan 3.
- Setelah itu, ulangi sekali lagi hubungan antara juring dan luas lingkaran, sertakan beserta rumusnya.
- Maka ketika guru memberikan gambar lingkaran, jari-jari, dan sudut pusat, anak akan langsung dapat mengerjakan luas juring secara mandiri.
Apa Pentingnya Mengulang Materi?
Karena pada dasarnya mengenalkan konsep pada anak mulai dari yang sederhana dan anak bisa akan menumbuhkan motivasi bagi anak bahwa anak merasa bisa mengerjakan matematika secara mandiri. Hal ini akan menimbulkan kebanggaan pada diri anak bahwa ternyata "saya bisa dan saya pintar!". Matematika itu mempunyai struktur dan tahap yang jelas. Setiap tahap pada tingkat di bawah akan menjadi dasar bagi tingkat selanjutnya. Untuk anak dengan IQ rata-rata, tiap tahap ini harus dipahami betul oleh anak untuk menjadi modal memahami materi tingkat selanjutnya. Maka ketika matematika diajarkan secara bertahap sesuai tingkat kebisaan anak, target kurikulum justru akan terlampaui karena proses belajar mengajar berjalan sangat efektif.
Note:
Bapak dan Ibu pasti menginginkan guru pendamping belajar matematika setara saya. Saya sangat mudah ditemui dan bisa mendampingi belajar putra/putri anda secara mandiri. Yaitu melalui buku "Ringkasan Matematika SD, panduan lengkap dan praktis" yang saya tulis.
Bapak dan Ibu pasti menginginkan guru pendamping belajar matematika setara saya. Saya sangat mudah ditemui dan bisa mendampingi belajar putra/putri anda secara mandiri. Yaitu melalui buku "Ringkasan Matematika SD, panduan lengkap dan praktis" yang saya tulis.
Sudah diakui oleh ITB sebagai buku yang layak untuk disebarkan ke seluruh Indonesia, melalui ITB88 Peduli Pendidikan.
Ayo, hubungi saya melalui inbox Facebook "Koeshartati Saptorini".
Berikut salah satu testimoni salah satu orang tua yang sudah membeli buku ini.
Buku
itu diperuntukkan untuk anak kelas 2, 3, 4, 5, 6 SD dalam satu buku.
Penyajiannya sangat bertahap. Dan sudah dipercaya oleh ITB'88 untuk
disebarkan bagi guru-guru di seluruh Indonesia.Harga bukunya 65 ribu. Banyak guru privat dari berbagai universitas menggunakan buku ini sebagai panduan mereka mengajar matematika. Beberapa kawan saya dari jurusan matematika ITB juga menggunakan buku ini sebagai panduan ketika mereka mengajar matematika pada anak-anak.