Tuesday, September 4, 2012

Bagaimana agar anak memperoleh nilai sesuai dengan standar kompetensi?

Bagaimana agar anak mau belajar (diperuntukkan bagi anak dengan nilai di bawah standar)?

1). Tumbuhkan rasa percaya diri anak berapapun hasil belajarnya
2). Buatlah jadwal belajar yang telah disepakati bersama
3). Bebaskan anak menentukan jadwal bermain. Pada saat itu, bebaskan dia untuk bermain sepuasnya.
4). Sediakan tempat belajar yang nyaman dan sepi sehingga anak mudah konsentrasi
5). Dampingi anak saat belajar hingga terbentuk sikap belajar yang mandiri. Untuk anak yang awalnya memperoleh nilai rendah biasanya membutuhkan pendampingan belajar dalam rentang waktu yang lebih lama. Jika kedua orang tuanya bekerja, dampingi belajar anak dari jam 7 - 9 malam setiap malam dan rutin.

Bentuk pendampingan anak disesuaikan dengan kebutuhan anak.

1). Jika anak belum bisa bernalar dengan baik, pecahkan soal bersama-sama. Terangkan arti kata yang ada di soal. Ada anak kelas 6 SD yang tidak tahu arti dari kalimat; "Berapa kelereng yang dimiliki masing-masing anak?" "Berapa selisih kelereng mereka?" Arti masing-masing = tidak tahu. Arti selisih = dikali. Hal-hal sederhana seperti ini terkadang terlewat dari pantauan orang tua.

2). Jika penalaran anak sudah berkembang baik, pemahaman terhadap bacaan bagus, dan perhitungan matematika juga baik; pendampingan orang tua bisa dilakukan hanya dengan menemaninya belajar. Belajar bersama, misalnya anak membaca IPA, orang tua membaca buku yang baru dibelinya.

Saya juga beberapa kali menghadapi anak yang suka bengong dan kurang berkonsentrasi

Ada tiga hal yang saya lakukan:

1). Meminta orang tua untuk mengajak anaknya berolahraga bersama minimal seminggu sekali (tenis, renang, dll) yang intinya permainan olah raga yang membutuhkan konsentrasi

2). Meminta orang tua membawa anak ke psikolog, "Siapa tahu ada terapi yang berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan memperbaiki motorik halus anak". (Sebenarnya sih memang ada, tetapi saya bilangnya - "siapa tahu").

3). Memberi gambaran pada orang tua mengenai permainan-permainan yang mungkin berguna untuk meningkatkan kemampuan anak. Permainan itu sederhana, misalnya melempar bola, berjalan di atas titian, menggunting, ajari anak bersepeda - jika belum bisa bersepeda, dll. (Nyontek sedikit dari hasil seringnya saya menterapi anak kandung sendiri ^_^).

Fakta:

1). Saya pernah menelepon orang tua murid, memberi tahu bahwa jika dalam satu bulan ini ortu tidak mendampingi anak SMP-nya belajar, maka anaknya tidak akan lulus UN SMP. Saat itu sebulan menjelang UN, ada 1 anak kelas 3 SMP yang tidak paham apakah itu luas dan keliling. Apa rumus luas segitiga = tidak tahu. Dll. Luas segitiga ini diajarkan mulai kelas 4 SD. Ulangan harian yang diperoleh anak itu selalu dibawah nilai 4. Hasilnya adalah perolehan nilai UN = 9,3 berkat pendampingan ortu dan dorongan dari guru les. "Luar biasa!!!", begitu komentar teman satu lesnya. "Bu Rini harus pasang spanduk besar atas keberhasilan Bu Rini terhadap Felix", ungkap Daniel (murid saya saat itu).

2). Saya pernah meminta orang tua salah satu murid kelas 6 SD, agar mau mendampingi anaknya selama 1 tahun agar anaknya berhasil. Namanya Emir. Saat awal les bersama saya, dia adalah anak yang biasa-biasa saja. Berkat pendampingan ibunya setiap malam, penalaran Emir terhadap makna kalimat berkembang pesat. Begitu juga dalam menghadapi soal cerita matematika. Biasanya saya meminta orangtua untuk mengajari anaknya bahasa Indonesia, IPA, dan soal cerita matematika - terutama untuk membahas makna kata yang tidak dimengerti anak. Hasil UASBN Emir juga luar biasa > 28,00 dan Emir diterima di SMPN terfavorit di Jaktim dengan ranking 25 dari 500 anak yang diterima di SMP tersebut.

Pendampingan orang tua bagi anak yang berkesulitan belajar sangat menentukan keberhasilan anak.

No comments:

About Me

My photo
Saya, lulusan ITB, yang telah mengajar matematika SD hingga SMA selama lebih dari 20 tahun. (Dari tahun 1990 hingga sekarang).
Saya sangat menikmati dunia mengajar.
Saya juga mengajar anak SMA kelas Internasional hingga mereka bisa mengerti materi A Level matematika, fisika, dan kimia dengan lebih mudah.
Dalam mengembangkan materi pelajaran, saya mempunyai tenaga ahli, jurusan teknik fisika - ITB (S-1) dan teknik informatika - ITB (S-2).
Saat ini saya juga aktif memberi pelatihan "Bagaimana Mengajar Matematika Secara Mudah dan Menyenangkan" bagi guru-guru SD di Indonesia. Kegiatan ini dimotori oleh ITB88 Peduli Pendidikan.
Hubungi saya di:
facebook "Koeshartati Saptorini" https://www.facebook.com/rini.ks.5