Friday, September 7, 2012

"Lingkaran", Sebuah Catatan Untuk Anak

Dulu saat awal-awal saya mengajar dan saya belum canggih mempergunakan microsoft apapun,saya rajin sekali membuatkan rangkuman buat murid untuk di foto copy.
Canggihnya lagi, kok ya rajin sekali waktu itu saya ya? ^_^
Ini karena kecintaan saya pada dunia mengajar. Apapun saya lakukan, agar bagaimana caranya murid-murid saya paham dan mengerti.
Berikut salah satu dokumentasi catatan mengajar saya sekitar tahun 2004.
Namun, materi ini masih sangat aplikatif hingga sekarang dan membantu banyak anak dapat mengerjakan soal lingkaran dengan mudah.
Pada prinsipnya, saya mengajar tidak tergantung dari perubahan kurikulum. Karena prinsip pengajaran matematika adalah bertahap dan materi yang diajarkan dari waktu ke waktu hampir sama. Yang berubah hanya letak materinya saja, misalnya lingkaran jaman dahulu jadi materi kelas 3 SMP, sekarang jadi materi kelas 2 SMP. (Permisalan saja).

Mengajar secara visual memang lebih banyak membantu banyak anak. Karena kata Linda Kreger Silverman, Ph.D.,hanya 25% dari 750 anak SD yang ditelitinya mempunyai gaya belajar murni auditory.

Saya pribadi sangat menyukai mengajar dengan bahan materi dilengkapi grafik dan gambar (visual learner). Selain itu, saya juga mengajak anak-anak untuk mau mencatat secara detil, mencoret, dan menggambar. Karena matematika tidak ubahnya pelajaran keterampilan tangan. Otak anak akan terbantu jika anak mau menggerakkan tangan untuk berlatih mengerjakan math, menuangkannya dalam gambar, garis, coret, dan kotak.
Semakin rajin anak mau menggerakkan tangan untuk berlatih, maka akan semakin terampil dalam menyelesaikan soal-soal matematika. (Kecuali anak yang sudah jenius loh ya ... ^_^)
Saya dikenal bisa menerangkan materi dengan bahasa mudah dan sederhana, sangat membantu anak yang bergaya belajar auditory.
Walaupun mengajar anak SMP, biasanya materi SD saya ulangi dan saya ajarkan lagi; apa bagian-bagian lingkaran itu, bagaimana rumusnya, dll.

Setelah itu ajarkan apa itu juring, temberang, dan busur.
Kubilang, busur = garis lengkung = teman keliling, dll dimaksudkan agar agar langsung nyantol dengan apa yang kita katakan dan mereka lebih mudah mengingatnya.
Nah, kalau anak-anak sudah mulai ngerti dan siap ttg busur dan juring, lanjutkan ke materi pada gambar berikut ini. (Tapi ingat, setiap mengajarkan tahap mengajar, beri anak latihan untuk pemantapan pemahaman materi yang baru kita ajarkan). Misalnya awalnya suruh anak menghitung luas dan keliling, kemudian juring dan busur.
Lanjutkan ...

Dan seterusnya ... ajarkan matematika secara bertahap. Dari konsep dasar, materi mudah, dan lanjutkan ke tingkat materi yang lebih tinggi kesulitannya.
Hingga anak-anak tahunya bahwa materi yang diajarkan "Bu Rini" ternyata mudah dan mereka merasa 'bahagia' belajar matematika.
Padahal sebenarnya materi yang kita ajarkan jauh lebih cepat dari apa yang diajarkan di sekolah. Itulah gunanya kita mengajar secara bertahap, yaitu menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Nah ..., setelah itu beri soal seperti gambar di bawah ini. Pakai gambar dulu saja bentuk soalnya. Jangan disertai angka, apalagi angkanya keriting -- dijamin anak akan pusing dua kali lipat deh.

Lanjut ya ...

Ajak dulu anak diskusi bagaimana memecahkan persoalan dari gambar? Tanya bagaimana caranya dapat mengetahui luas satu tembereng. (Tanpa hitungan angka).

Setelah itu tanyakan, "Dalam lingkaran itu ada berapa temberang?" dan "Jadi berapa luas semua temberang?". Dijamin anak-anak akan dengan mudah menjawab, "6 x luas tembereng".
Sumber gambar: http://www.intropsych.com/ch05_conditioning/applied_analysis_of_antecedents.html
Sesuai dengan teori belajar "Operant Conditioning" dari BF Skinner. Jika anak ber-respon benar terhadap apa yang kita tanyakan, langsung beri penguat positif/ hadiah/ reward. Seketika, saat itu juga. Namun hadiah tidak harus berupa kado atau materi. Cukup beri tepuk tangan, dan katakan, "Yeeee...., pintar sekali!" Dijamin anak-anak akan seneng dan tambah semangat deh kalau dipuji. Namun ingat, berilah pujian yang efektif dan jangan lebay.
Sumber gambar: http://www.simplypsychology.org/operant-conditioning.html
Baru setelah itu, beri anak-anak soal berupa gambar namun disertai angka. Usahakan dalam memberi soal menggunakan angka yang mudah dihitung. Kalau ternyata soal yang kita berikan angkanya keriting, perbolehkan anak-anak pakai kalkulator. Karena dalam tahap ini, baru pemantapan konsep. Bukan keterampilan berhitung.
Nanti kalau anak-anak sudah tahu betul bagaimana menghitung enam tembereng, boleh deh angkanya dikeritingin sedikit. (Anak-anak pasti akan protes, coba deh!)


Nah, untuk sementara pelajaran selesai dan anak-anak boleh pulang dalam keadaan gembira. Anak-anak pasti bilang, "Yaaaahhh...kok cepet banget, enggak terasa sudah 2 jam. Tambahi soal satu lagi, Bu ..."
Saya kasih tahu bagaimana caranya supaya anak penasaran dan tetap semangat pada bahan yang kita ajarkan. Yaitu ... hentikan belajar saat anak merasa senang-senangnya belajar. Pas pulangnya dijamin mereka penasaran untuk belajar materi lebih lanjut.
Silahkan mencoba.
Salam hangat selalu ... bye...

2 comments:

kuning gading said...

makasih dek rin mau berbagi ilmu .. ibu2 kayak aku nih sering di tuntut jadi guru mulai pelajaran kelas 1 sampai sekarang klas 7 ..

Koeshartati Saptorini said...

Terima kasih, Mbak Kuning Gading. Sukses selalu untukmu yaaa. Salam buat keluarga.

About Me

My photo
Saya, lulusan ITB, yang telah mengajar matematika SD hingga SMA selama lebih dari 20 tahun. (Dari tahun 1990 hingga sekarang).
Saya sangat menikmati dunia mengajar.
Saya juga mengajar anak SMA kelas Internasional hingga mereka bisa mengerti materi A Level matematika, fisika, dan kimia dengan lebih mudah.
Dalam mengembangkan materi pelajaran, saya mempunyai tenaga ahli, jurusan teknik fisika - ITB (S-1) dan teknik informatika - ITB (S-2).
Saat ini saya juga aktif memberi pelatihan "Bagaimana Mengajar Matematika Secara Mudah dan Menyenangkan" bagi guru-guru SD di Indonesia. Kegiatan ini dimotori oleh ITB88 Peduli Pendidikan.
Hubungi saya di:
facebook "Koeshartati Saptorini" https://www.facebook.com/rini.ks.5